Re-BORN

10 September 2009
Oleh Sansulung John Sum

Segala aspek kehidupan telah dihancurkan oleh dosa. Dosa merusak dan menimbulkan bencana kemanusiaan global. Dari sistem dunia ini, manusia tidak dapat mengharap terlalu banyak, mungkin malah sedikitpun tidak. Perselisihan, perang, ketakutan akan nuklir dan terorisme, penyakit-penyakit lama dan baru, polusi, kerusakan lingkungan hidup, kemiskinan, korupsi, ketidakcekatan penanganan bencana, fakir miskin tak terurus di jalan-jalan kota metro di dunia, perdagangan manusia dan narkoba antarbangsa.

Bacalah koran, tetapi jangan “ambil hati” atas berita-beritanya. Dunia ini semakin tua, dan semakin dalam masuk jalan buntu total. Janganlah terlalu mengharap pemerintah-pemerintah di dunia dapat memberikan solusi nyata. Memang, manusia seluruh ras dan bangsa dengan sangat rindu menantikan saatnya solusi dinyatakan. Kenyataannya, mereka semakin stres dan frustasi.

Tiada jalan lain, selain memberesi manusia itu sendiri, lebih tepatnya, hati manusia. Bukankah dosa bekerja melalui keinginan daging manusia? Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.

Manusia berkata, “Bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Kalau demikian, bukan aku lagi yang memperbuatnya Apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Kalau demikian, bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.”

Taurat (hukum agama) tidak berdaya membendung kuasa dosa dan akibatnya. Semakin manusia berusaha menaati hukum itu, semakin mereka melanggarnya dan berdosa terhadap Allah. Aturan-aturan semua agama bukanlah solusi, namun sekadar “alat ukur” atau “alat timbang” ketaatan dan kajahatan manusia.

Jadi, bagaimana jalan keluar dari semua problema itu, yang telah dimulai sejak ketidakpercayaan manusia pertama terhadap “informasi” dari Sang Pencipta dan Pengasih, namun malah lebih percaya kepada “gosip” si penipu dan pemfitnah?

Hanya Sang Pencipta sajalah yang mengetahui solusi paling efektif dan mampu melaksanakannya. Tidak seperti manusia yang sering “tiada hasil, omong doang”, sebaliknya, “Omongan” Allah memiliki segala kuasa di surga dan di bumi untuk menyelenggarakan rencana penyelamatan-Nya.

Sejatinya, 2000 tahun yang lalu, Allah sendiri telah datang menghampiri manusia, bahkan mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia. Sesungguhnya, itulah yang terjadi pada Natal perdana. Allah telah menjadi manusia dan tinggal di antara manusia. Allah beserta manusia, Immanuel, itulah Yesus Kristus Tuhan.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Raja Penyelamat memang harus menderita, namun Ia harus bangkit kembali dari kematian. Dalam nama-Nya, berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa disampaikan kepada segala bangsa.

Karena pelanggaran satu orang, dosa telah menjalar kepada semua orang. Betapa lebih besar lagi akibat dari ketaatan satu orang yang lain, yaitu Yesus Kristus. Melalui Dia, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada begitu banyak orang.

Jadi, sebagaimana pelanggaran Adam mengakibatkan seluruh umat manusia berdosa, begitu juga ketaatan Yesus Kristus, mengakibatkan semua orang dibebaskan dari kesalahan dan diberi hidup. Sebagaimana seluruh manusia mati dalam persekutuan dengan Adam, begitu juga semua akan dihidupkan kembali (reborn) dalam persekutuan dengan Kristus.

Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal. Dan, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. II Korintus 5:17

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.